Oleh : Adrinal Tanjung
Acara Bedah Buku Cerita Ayah Buat Sang Putri (CABSP) berjalan lancar dan sukses. Bertempat di Sasono Utomo TMII. Acara dimulai jam 10.10 dan berakhir jam 10.30. Acara demi acara yang sudah teragendakan bisa berjalan sesaui rencana awal yang sudah disiapkan oleh panitia Wara Wiri Feskraf.
Saya sebagai penulis sudah datang di tempat acara saat waktu menunjukkan pukul 09.45. 15 menit sebelum acara dimulai. Pembahas Dr Dedhi Suharto datang lebih dulu. 30 menit sebelum acara. Terlihat antusias beliau dalam acara bedah buku tersebut. Rekan dan sahabat yang selama ini terus mendukung upaya saya untuk terus berkarya lewat tulisan dan buku. Sebelum acara beliau menyampaikan agar saya tak lelah dan tetap konsisten berkarya. Mengajak banyak orang menulis terutama para birokrat, tentu saja harus didukung karena menulis memiliki peran besar untuk kemajuan suatu bangsa.
Saya mulai tulisan ini, saat saya baru turun panggung tempat acara. Seorang perempuan muda tiba tiba sudah berada di depan saya. Saat acara bedah buku CABSP berakhir. Saya melangkah beberapa langkah, dan turun panggung. Tiba tiba dia memperkenalkan diri dengan sopan. Mengaku bernama Fitria. ASN di RSCM. Backgroundnya Farmasi, Seorang apoteker.
Saya agak terkejut, dan mendengarkan beberapa penjelasan yang disampaikan. Dikatakannya acara hari ini luar biasa dan mencerahkan. Setelah mengikuti bedah buku CABSP. Kemudian disampaikannya sangat berminat untuk memiliki buku CABSP. Tentu saja saya kaget sekaligus haru dengan yang disampaikan tersebut. Buku CABSP yang masih saya pegang, segera saya bubuhi tanda tangan dan segera saya serahkan pada Fitria. Tampak wajahnya begitu sumringah setelah saya berikan buku yang baru saja dibedah pagi hingga siang tadi.
Itu salah satu momen yang terjadi usai acara bedah buku yang difasilitasi Wara Wiri Feskraf. Diawali sambutan Ketua Satu Pena Sumatera Barat sekaligus Direktur Utama Wara Wiri Uni Sastri Bakry. Untuk kesekian kalinya saya merasa bangga atas kesedian Uni Sastri meluangkan waktu hadir dan memberi sambutan pembuka. Tanpa kehadiran beliau, saya sungguh sudah merasa terhormat diberikan panggung besar dan megah di acara Wara Wiri Feskraf ini. Dalam sambutannya, disampaikan bahwa awalnya acara bedah buku ini sempat ditolak. Sebagai penanggung jawab acara akhirnya beliau menyetujui. Acara bedah buku CABSP merupakan satu satunya kegiatan bedah buku di acara Wara Wiri Feskraf tahun 2023 ini.
Dalam sambutan pembuka disampaikan bahwa dunia menulis adalah dunia sunyi. Sama dengan dunia seni seperti puisi, teater, tari. Acara acara serupa tak begitu diminati. Disampaikan juga meskipun dunia sunyi, Sastri Bakry banyak mendapat kesempatan bisa berkunjung ke lebih 40 negara karena menulis. Baik menulis buku, novel, maupun menulis puisi. Atas dasar itu maka Sastri selalu mendukung para penulis. Apalagi dari kalangan birokrasi pemerintahan yang jumlahnya masih sangat terbatas. Adrinal Tanjung termasuk satu diantara yang jumlahnya sangat terbatas tersebut. Penyamapaian tersebut membuat saya terharu.
Setelah sambutan pembukaan selanjutnya acara dipimpin oleh moderator Bapak Armaidi Tanjung Sekretaris Satu Pena Sumatera Barat. Menyampaikaan profil penulis secara ringkas sebagai pembuka bedah buku. Lalu menyampaikan pertanyaan proses penulisan buku ini kepada saya. Lalu saya pun memberikan penjelasan secara singkat. Bahwa awalnya buku ini sebagai kado ulang tahun putri saya yang saat ini tengah menempuh Pendidikan di Universitas Diponegoro Semarang. Jika biasanya orang tua memberikan kado dalam bentuk benda, mengajak jalan jalan ke luar kota atau keluar negeri, merayakan ulang tahun dengan pesta meriah ataupun dalam bentuk lain, saya memberikan yang agak berbeda yaitu memberikan sebuah buku. Buku yang berisi catatan catatan lepas selama hampir satu tahun yang ditulis di sela waktu. Cerita Ayah Buat Sang Putri, sebuah judul buku yang Sebagian berisi kegalauan Sang Ayah dan juga mengulas berbagai nasehat dan harapan Sang Ayah untuk Sang Putri menyambut masa depan.
Saya sampaikan awal saya mulai menulis yaitu saat Shifa dinyatakan gagal masuk PTN lewat jalur SNMPTN (undangan). Kala itu saya mulai agak khawatir. Syukur setelah gagal lewat jalur SNMPTN, Shifa langsung mempersiapkan diri dengan baik . Saya sampaikan bagaimana proses penulisan buku CABSP. Lalu Shifa, biasa saya menyapa putri kedua saya, bekerja keras selama satu bulan mempersiapkan diri untuk mengikuti SBMPTN. Mengikutin Bimbel intensif, belajar di rumah dan tentu saja berdoa bisa diterima di PTN sesuai yang diharapkan.
Mengantisipasi jika tidak diterima di PTN, kami pun mulai mencari alternatif untuk mencari PTS yang berkualitas di Fakultas Psikologi, sesuai cita citanya menjadi seorang Psikolog. Bersyukur akhirnya Sang Putri lulus di PTN Undip Semarang. Saat itulah saya mulai mencicil tulisan demi tulisan. Hingga akhirnya di bulan Juli 2023 buku ini bisa diterbitkan.
Setelah menjelaskan awal mula menulis buku CABSP, kemudian dilanjutkan dengan ulasan Dr Dedhi Suharto, Inspektur di Kementerian Keuangan yang juga pegiat literasi dan sudah menulis sembilan buku hingga saat ini terkait buku yang saya tulis.
Pak Dedhi membuka dengan pantun. Di pembuka Dr Dedhi Suharto mengapresiasi kerja keras dan konsistensi saya menulis perlu terus didukung dan jangan berhenti. Diulas juga masih jarang PNS yang mau mengambil posisi untuk terus menulis di tengah tengah kesibukan yang terus mendera.
Berikut sebagian pantun yang disampaikan Pak Dedhi Suharto Doktor Manajemen dari IPB Bogor di acara Bedah Buku. Dr Dedhi menjadi pembahas Tunggal buku bersampul warna pink tersebut.
Daun salam tersenyum tertiup angin lalu jatuh
Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabaarakatuh
Kita hadiri undangan kenduri
Kita cicipi telur dadar gulung
Kita bahas Cerita Ayah Buat Sang Putri
Karya hebat Bang Adrinal Tanjung
Selain pantun, Mas Dedhi juga menyampaikan beberapa puisi yaitu sebagai berikut
Cerita Ayah Buat Sang Putri
Inilah tulisan Adrinal Tanjung untuk putrinya:
Raisa Nazhifa Adyaputri
yang juga untuk Meisya dan
Ilham Ikhlas Adypratama
tentang kasih seorang ayah
untuk anak-anaknya yang beranjak dewasa
Maka mengalirlah cerita itu
tentang Pagi yang Sendu
Catatan Perjalanan ke Semarang
Mengiringi Hidup yang Harus Terus Melaju
memberi isyarat Papa dan Mama tak Perlu Khawatir
Membaca Cerita Sang Ayah Buat Sang Putri membuatku sadar
Betapa mulianya tanggung jawab seorang ayah ataupun seorang ibu
Adrinal Tanjung menghadirkan kemuliaan itu
Melalui tulisan-tulisannya yang gurih, nikmat, dan perlu
Ulama yang penulis adalah buya hamka yang berakhlak agung
ASN penulis terproduktif adalah bang Adrinal Tanjung
Mengapa saya menulis untuk menyikapi suasana yang kian disruptif di saat dunia terus berubah. Berselancar di tengah gelombang perubahan yang semakin ganas agar tak terseret arus. Menulis menjadi sebagian solusi di tengah situasi disruptif tersebut. Semoga buku CABSP memberi inspirasi.
Jakarta, 27 November 2023