Ke Bandung tiga malam. Melakukan penyusunan buku Berdaya Berkarya Bermakna. Ke Bandung juga melakukan tugas menyelesaikan buku MRPN bersama tim. Dua perjalanan ini begitu luar biasa saya kira. Begitu berkesan. Terkait buku Berdaya Berkarya Bermakna. Ke Bandung dua kali yaitu buku BBB dan buku MRPN.
Jalan literasi sering membantu saya untuk tetap tegar melalui waktu yang kian bergulir cepat.
Semakin diakui keberadaan terkait perjalanan literasi menulis di BPKP. Beberapa kali penugasan diantaranya terkait sharing session literasi menulis. Jika tak saya ambil keputusan ke BPKP, perjalanan literasi menulis akan stagnan. Saya semakin sibuk dengan rutinitas. Tak ada rencana membuat Yayasan dan Perkumpulan Sabisabu. Jangan pikirkan, lakukan saja. Saya rasa kutipan ini cocok. Saya menemukan kutipan ini
Serba Gelap
Saat memutuskan kembali ke instansi asal kala itu masih gelap. Semuanya diluar dugaan. Namun kekuatan tekad dan pasrah pada Ilahi. Ada tanya yang membekas kala itu, apa yang harus saya lakukan di BPKP. Organisasi hebat itu.
Di tahun 1996, saya tekadkan meninggalkan kota kelahiran, Kala itu saya jatuh hati dengan BPKP dan membuat saya meninggakan kota Padang. Perjalanan waktu yang memberikan saya banyak peluang di kesempatan ketiga saya putuskan untuk mencoba peruntungan di BPKP, dan ternyata diterima. Setelah melalui berbagai tahapan sebelum secara resmi bergabung di BPKP.
Kisah saya berlanjut di Manado, Sulawesi Utara. Itu saya lakoni dua tahun delapan bulan. Untuk selanjutnya terbang ke Jakarta. Hanya selama waktu tersebut saya berkecimpung dengan pekerjaan audit di intansi pemerintah tepatnya di bidang Pengeluaran.
Pekerjaan audit sudah hampir 20 tahun saya tinggalkan. Dengan masa kerja 23 tahun tak lebih 3 tahun saya melakukan tugas audit. Tak ada jiwa auditor yang saya miliki. Selain enaknya jadi auditor dijemput dan diantar selama tugas tugas tersebut.
Berpindah ke BPKP Pusat tepatnya di Puslitbangwas BPKP menambah wawasan baru. Lalu berpindah lagi ke Bagian Humas BPKP. Pengalaman berbagai penugasan ini memberi banyak pengalaman dan pelajaran. Begitulah jadi birokrat. Siap ditempatkan dimanapun, tanpa kecuali.
Keluar dari Zona Nyaman
Inilah inti tulisan yang ingin diulas. Saya kembali membaca beberapa tulisan di buku Keluar dari Zona Nyaman. Menjemput kenangan saya selama tiga tahun terakhir keluar dari zona nyaman. Di kala usia tak muda lagi. Hanya berbekal keyakinan dan sedikit pengalaman. Saya lewati berbagai cerita di sisa waktu di tengah situasi disruptif.
Untuk mengisi waktu di tiga tahun tersebut saya mengajak banyak orang menulis. Itu pengalaman luar biasa. Tak semua orang mendapat kesempatan demikian dan mendapat banyak dukungan. DI PDS HB Yassin saya merasa sumringah. Setelah Perkumpulan dan Komunitas Sabisabu jalan banyak rencana akan bergulir. Perlahan namun pasti.
Sebenarnya Komunitas Sabisabu ini merupakan awal dari Langkah ke depan. Banyak rencana di masa mendatang yang ingin dilakukan.
Pintu Masuk
Di buku Keluar ZOna Nyaman banyak kisah kisah yang membuat saya harus yakin bahwa langkah ini akan menemukan tempat terbaik. Saya kira kian menguatkan saya memulai babak baru. Tulisan Babak Baru di buku Keluar Zona Nyaman pun ikut saya baca. Nyaris sama dengan yang saya rasakan.
Usia Lima Puluh Tahun
Kala itu menjelang ulang tahun ke 50 akhirnya keputusan itu benar benar saya ambil. Dan di hari Ulang Tahun ke 50 saya puas dan begitu percaya diri. Saat acara Peluncuran Komunitas Sabisabu bisa diselenggarakan. Ruang zoom full capacity kala itu. Meskipun via zoom namun acaranya sukses luar biasa. Ini modal yang membuat saya kembali yakin dan percaya diri. Kembali ke BPKP hanyalah sebuah perjalanan karir. Sedangkan di lapangan lain yang lebih luas saya bisa lebih berkiprah makin bermanfaaat. Bisa memberi warna baru terkait perjuangan literasi menulis bersama rekan rekan seperjuangan.
Saya catat beberapa momen yang akhirnya menguatkan saya hingga kini. Panggung di Perpusnas. Panggung di KASN. Panggung di Kemenpora. Saya juga diunadang oleh Universitas Andalas. Panggung di Mis Bela. Selain beberapa kegiatan di internal BPKP. Library Cafe BPKP Sumbar Kalteng, dan Kepri.
Sesuatu yang perlu saya syukuri dan perlu dicatat sebagai capaian yang membanggakan. Beberapa event penting telah digelar. Buku buku solo pun terbit. Selain beberapa buku antologi yang juga tak kalah bergengsi.
Keluar dari Zona Nyaman memang awalnya menyakitkan. Namun tak saya sesali. Keluar zona nyaman kita dipaksa berpikir untuk terus berjuang, mencari jalan keluar. Di tiga tahun terakhir yang paling hebat lagi kantor baru di Bekasi segera saya resmikan. Kantor di Padang pun segera diberi merk. Pelan pelan saja. Ini perlu terus saya catat dan abadikan kisah literasi menulis dalam goresan pena.
Namun tiga tahun kiprah ini akan semakin pasti dan menemukan jalan yang tepat. Yakinkan diri bahwa kitalah yang paling tahu atas apa apa yang akan kita pilih. Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Fokuskan pada perjuangan. Fokuskan pada orang orang yang akan mendukung. Lupakan hambatan.
Impian Menjadi Kenyataan yang ditulis Pavla akova Laney di buku Keluar dari Zona Nyaman kembali meyakinkan diri. Pilihan memulai babak baru tak seluruhnya kurang tepat. Apalagi disebut salah.
Petualangan petualangan baru semakin menemukan tantangan yang begitu menarik. Semakin mengetahui bagaimana dunia saat ini. Termasuk relasi dan persahabatan. Saat kondisi sedang tidak baik kita bisa mengetahui siapa sebenarnya sahabat kita. Saat situasi sedang tidak nyaman, apakah masih ada orang yang yang berada di sekeliling kita. Ini merupakan sunnatullah.
Tentu saja banyak pihak yang memberi dukungan hingga Langkah saya sejauh ini. Para tokoh, rekan, dan sahabat memberi dukungan yang signifikan. Tahun 2024 sudah dimulai. Tetap saya yakinkan diri, ini akan menjadi tahun yang kalah pentingnya. Saya tak boleh mengendurkan semangat. Yang perlu diingat roda organisasi harus segera berjalan. Pembagian tugas harus segera. Saya perlu tim yang kuat yang harus segera bekerja. Tak ada lagi waktu untuk berleha leha.
Tahun 2024 di tengah politik yang kian memanas menjelang Pemilu Presiden dan legislative, saya yakinkan diri setelah tiga tahun yang begitu mengharu biru. Perjuangan tak boleh berhenti. Saatnya memastikan Langkah. Keluar dari zona nyaman yang selama ini dikhawatirkan banyak orang cukup memberi berbagai pengalaman. Inilah birokrasi, inilah kompetisi, politik kantor yang semuanya harus dipahami. Tidak untuk dikhawatirkan namun dihadapi dengan perasaan lapang. Bahwa belajar dari kegagalan, siapapun orangnya harus senantiasa kuat. Tak satu jalan ke Mekah. Tak satupun yang bisa menghalangi Langkah kaki untuk kereta ini terus melaju. Optimis, yakin usaha sampai. Maka nikmat Tuhan yang mana yang kamu dustakan. Tetap semangat.