Jalan Tuhan untuk Menghebatkan

Selasa, 13 Februari 2024 | Februari 13, 2024 WIB Last Updated 2024-02-19T04:01:02Z
Oleh : Adrinal Tanjung

Ketika kau tak menginginkan sesuatu, kau akan mendapatkannya. Saya setuju dengan ungkapan ini. Dan belakangan saya jarang berharap sesuatu. Hidup berjalan dan mengalir. Bekerja, membaca, dan menulis. Aktivitas rutin yang saya lalui dalam dua tahun terakhir ini. Hobby membaca dan menulis semakin mendapat tempat dengan pekerjaan saya di Puslitbang saat ini yang memaksa saya harus banyak membaca dan menulis. Tentu saja menjadi sangat melengkapi.

Barangkali karena beberapa kegagalan yang saya lalui hingga saya belajar untuk menerima perjalanan hidup dengan segala dinamika. Sabar dan syukur menjadi kekuatan diri belakangan ini. Hingga akhirnya saya menemukan bahwa banyak jalan Tuhan untuk menghebatkan, termasuk kegagalan. Apapun yang menimpa diri yang tak bisa dihindari perlu diterima dengan lapang dada. Tetap bersemangat menyambut segala kemungkinan hidup. Allah tak menimpakan sesuatu melainkan sesuai kemampuan hambaNya. Keyakinan ini senantiasa saya tekadkan di dalam hati. Hidup menjadi lebih ringan dengan konsep sabar dan syukur.

Penugasan yang Menantang

Akhir akhir ini saya bersyukur diberi banyak kesempatan oleh pimpinan dengan tugas tugas yang menantang. Ditugaskan untuk ikut lomba Call for Book Chapter dalam rangka Ulang Tahun BPKP. Lomb aini dapat saya lalui dengan baik. Tinggal menunggu hasil apakah bisa meraih peringkat terbaik atau tidak. Selain itu juga dilibatkan dalam tim untuk merampungkan buku dalam rangka 40 Tahun BPKP. Buku yang akhirnya diberi judul Berdaya, Berkarya, Bermakna ini disusun oleh anak anak muda BPKP lulusan Doktor dan Master Universitas terkemuka dalam dan luar negeri. Inilah yang saya sebut Jalan Tuhan untuk Menghebatkan. Terlibat dalam finalisasi buku ini, saya banyak mengetahui terkait perjalanan BPKP selama tiga tahun terakhir. Dan penugasan tersebut membuat saya menjadi lebih baik. Makin banyak pelajaran hidup yang saya peroleh akhir akhir ini. Tentang relasi dan kepentingan. Tentang persahabatan, tentang kegagalan dan keberhasilan, dan juga tentang ketulusan. Hidup dengan nyaman apapun yang terjadi.

Selama dua tahun terakhir saya semakin banyak membaca dan merenungi berbagai jalan yang pernah dilalui. Tak usah dikenang hal hal yang hanya membebani Langkah diri, termasuk kesalahan dalam mengambil keputusan. Kesalahan maupun kegagalan adalah hal yang biasa dalam perjalanan hidup. Buat saya inilah yang akhirnya menguatkan saya untuk terus melangkah maju dengan pilihan pilihan yang saya kira akan banyak harapan yang bisa saya dapati di kemudian hari. Jalan Tuhan untuk Menghebatkan.

Perjalanan ke Pulau Lombok

Sabtu pagi mendapat kabar, terkait penugasan ke Lombok mulai hari Minggu hingga hari Rabu. Wow. Sedikit terkejut, karena awalnya saya pikir perjalanan dinas ini dibatalkan karena belum mendapat persetujuan. Mendapat tugas ke NTB tepatnya di Senggigi selama tiga hari. Inilah yang saya kira menggerakkan saya untuk menuntaskan buku Jalan Tuhan untuk Menghebatkan. Meskipun masih berupa catatan catatan lepas, namun inilah yang saya kira akan menjadi babak baru untuk saya terus optimis. Melanjutkan Langkah dan perjuangan. Tiap orang punya kesempatan yang sama untuk melangkah maju. Tinggal bagaimana cara menjalani dan mengatasi segala tantangan. Kemajuan tidak hanya dalam bentuk pangkat dan jabatan. Bukan juga tahta dan harta. Kebijaksanana hidup dan makin memahami hakikat bahwa setiap orang punya jalan dan bagiannya masing masing.

Dan tentu saja kitalah yang paling tahu apa yang mesti kita kerjakan untuk mewujudkan cita cita yang sudah terpatri di dada. Selama dua tahun dengan segala tantangan baru yang kadang sulit saya mengerti. Hari ini saya menyimpulkan ternyata kesulitan tidak akan membunuh. Malah kesulitan demi kesulitan akan menguatkan mental dan menjadikan diri kian bijaksana.

Buku ini akan bercerita tentang berbagai keputusan yang tak mudah. Risiko yang tak bisa dihindari. Dan juga harapan yang tak boleh hilang. Pesan buku ini pun sederhana jangan pernah menyerah menyikapi hidup. Fokus, adaptif, dan tangguh. Jika kesulitan menghadang, hadapilah. Jangan lari. Jika lelah istirahatlah. Sesederhana itulah hidup. Jika dicurangi tak usah dibalas dengan hal yang sama. Pesan pesan yang tampak sederhana ternyata terbukti dan bermakna. Itulsh yang saya rasakan akhir akhir ini.

Dua tahun yang berat bisa menulis lima buku sembari mengerjakan tugas utama di kantor. Aktif mengelola komunitas Sabisabu dan saya pun bisa menggali kisah kehidupan beberapa tokoh. Ya, jalan Tuhan untuk Menguatkan. Apapun yang kita jalani saat ini. Dari berbagai bahan bacaan dan referensi akhirnya saya menulis buku ini. Melengkapi buku buku terdahulu akan besarnya kekuatan silaturrahmi.

Saat menulis ini saya berada di bibir pantai Senggigi. Mendegar ombak yang sahut bersahut. Saya merasakan kenyamana saat menulis ini. Sejak mendarat di Bandara Zainudin Abdul Majid banyak ide yang hadir di kepala. Di tengah kelelehan saat sampai di Bandara Soeetta. Berkejaran agar tak ketinggalan pesawat. Saya masih menyempatkan hadir dalam Acara HBH SMA 2 Padang Angkatan 89. Dan tepat pukul 14.00 dari tempat acara di Jl M.i Ridwan Rais saya bergegas menuju SOetta. Mengejar taksi di panas yang terik dan saya bersyukur tidak mengalami keterlambatan sampai di Soetta.

Diskusi Khusus dengan Kepala Perwakilan BPKP NTB

Hampir satu setengah jam, terasa begitu cepat. Lalu ditutup makan siang di ruang Kepala Perwakilan BPKP NTB. Obrolan ringan tentang pengalaman dan berbagai penugasan selama menjalani karir di BPKP.

Perjalanan dinas ke NTB kali ini begitu menyenangkan. Saya bisa melihat dari dekat Kantor Perwakilan BPKP NTB di Mataram dan Kepala Perwakilan BPKP Bapak Sidi Purnomo. Pria kelahiran tahun 1972 ini belum sampai 6 bulan dilantik sebagai Kepala Perwakilan BPKP NTB. Menyelesaikan Ajun Akuntan tahun 1994 lalu masuk Tim Gabungan Pajak BPKP di Jakarta. Kemudian penugasan berlanjut Ke BPKP NTT. Tak sampai dua tahun di Kupang lalu lulus masuk D4 STAN. Dan diselesaikan tahun 1996. Tak lama kemudian ditempatkan di Bali. Di Perwakilan BPKP Bali pria kelahiran Tegal ini bertugas selama delapan tahun. Kemudian penugasan berikutnya ke Kantor Pusat BPKP di beberapa jabatan.

Sehari sebelum bertemu di hari kedua di Mataram, sebelum saya dan tim kembali ke Jakarta. Saya minta kesediaan waktu suami dari untuk berdiskusi sekitar 30 menit. Pak Kaper pun menyediakan waktu. Sedikit terlambat dari rencana awal. Namun rencana 30 menit tanpa terasa diskusi siang itu berjalan hingga 1,5 jam. Khawatir Pak Kaper terlambat di acara jam 13.00 buru buru saya akhiri diskusi. Lalu rehat sejenak. Kemudian berputar di beberapa titik di Kota Mataram. Lalu saya melanjutkan tulisan ini di sebuah cafe yang cukup nyaman tak jauh dari Kantor Perwakilan BPKP. Saya kira setelah dua hari saya di Mataram banyak rencana mengemuka.

Keindahan Pantai Senggigi yang menghipnotis saya pagi, sore, dan malam hari. Diskusi seharian di Perwakilan BPKP di Hari Senin. Merampungkan buku 40 Tahun BPKP, Berdaya, Berkarya, Bermakna.

Diskusi yang cukup menguras tenaga. Selama diskusi segala keperluan kami difasilitasi oleh Perwakilan BPKP NTB. Diskusi pun bisa kami tuntaskan sekitar jam 16.00 WITA. Lalu bergerak kembali ke penginapan.

Malamnya kami berdiskusi lagi terkait buku 40 Tahun BPKP sambil menikmati makan malam di sekitar hotel. Setelah hampir lima tahun tak berkunjung ke NTB saya bersyukur mendapat penugasan lagi ke Pulau Lombok.

Saya kira NTB cukup sering saya kunjungi. Selain Lombok juga Pulau Sumbawa yang pernah mengundang saya hingga dua kali. Di Buku Birokrat Menulis ada Kata Pengantar Bupati Sumbawa. Dan tak lama setelah buku itu terbit saya diundang ke Kabupaten Sumbawa terkait isi buku dimaksud. Tentu saja sebuah kebanggaan dan kebahagiaan. Dalam pertemuan dengan Pak Sidi saya bercerita tentang pengalaman saya di birokrasi pemerintahan. Hanya delapan tahun di BPKP. Kemudian dipromosikan ke Kemenneg PAN selama 16 tahun. Lalu diberi amanah menjadi pejabat eselon 4 dan tugas tambahan mengelola penerbitan majalah internal di Kemenneg PAN. Setelah enam tahun di jabatan eselon IV kemudian saya dipromosikan menjadi pejabat eselon III hingga tahun 2020. Di awal tahun 2020 jabatan eselon III dihapus oleh Presiden Joko Widodo.

Malam terakhir di Pulau Lombok sebelum kembali ke Jakarta. Saya kira banyak pengalaman selama tiga malam di Senggigi yang akan sayaulas menjadi beberapa tulisan. Pantai yang indah dengan pemandangan yang mempesona. Dan masih ada cita cita yang belum kesampaian berkunjung ke Mandalika dan Gili Trawangan.

Menyempatkan bertemu Guru Besar Universitas Mataram Prof Suhubdy dan dua Guru Besar Universitas lainnya dari Fakultas Peternakan. Diskusi yang begitu hangat dengan cerita dan pengalaman di dunia kampus selama lebih 30 tahun. Pulau Lombok yang begitu indah menyimpan berbagai cerita di akhir Mei 2023 yang sebentar lagi akan ditutup dengan Ulang Tahun BPKP ke 40. Pertemuan ini juga akan saya tulis terpisah.

Dan saya menikmati perjalanan selama tiga hari ini dan dalam waktu dekat berharap bisa datang lagi ke sini. Untuk melanjutkan cerita yang belum selesai. Menggali banyak hal dari Pak Kaper dan bisa jumpa Prof Suhubdy bicara terkait literasi di Kampus Universitas Mataram.

Beberapa saat lagi saya akan meninggalkan indahnya Lombok. Luar biasa selama empat hari tiga malam ini. Perjalanan dinas yang luar biasa dengan banyak kisah dan cerita yang tersisa. Menikmati pagi, siang yang padat aktivitas, dan malam yang indah. Serasa ingin ke sini lagi. Di Lombok saya bisa merampungkan bagian bagian besar yang akan saya ulas di buku terbaru dan tinggal beberapa pengayaan. Maka nikmat Tuhan yang mana yang kamu dustakan. Inilah yang saya katakan Jalan Tuhan untuk menghebatkan.

Pesta pasti usai. Dan saya pun harus berkemas kemas. Keramahan pimpinan dan jajaran di Perwakilan BPKP NTB. Menfasilitasi dan memenuhi kebutuhan kami selama di Mataram saya kira sangat baik. Dan sesampai di Jakarta rutinitas kembali seperti semula.

Sebelum saya merampungkan ulasan ini, saya menemukan quote . Ujung ujungnya pilihan hidup bergantung pada seberapa jauh seseorang sanggup menanggung risiko yang akan dihadapi. Siapapun dalam perjalanan hidupnya tentu tak lepas dari tantangan, dinamika, dan risiko. Tinggal bagaimana mengelola risiko lalu menjalani hidup dengan bahagia. Selamat menikmati ulasan Jalan Tuhan yang Menghebatkan. Semoga bermanfaat.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Jalan Tuhan untuk Menghebatkan

Trending Now

Profil

iklan