Sambil menikmati teh tarik hangat di sebuah cafe di Jl. Utan Kayu, Jakarta, aku larut dalam suasana dengan musik ringan mengalun di latar belakang dan riuh rendahnya para pengunjung cafe. Meskipun hanya memesan teh tarik tanpa camilan, aku tenggelam dalam kedamaian.
Di saat seperti ini, kadang rasa takut tergantikan oleh keberanian. Hidup mengajarkan bahwa keseimbangan adalah kunci. Kata-kata mendiang Ibu terus terpatri dalam hatiku: "Mengalah adalah langkah untuk meraih kemenangan."
Pesan itu masih relevan hingga kini, meskipun terkadang sulit dipahami. Namun aku belajar untuk mengendalikan diri demi menghindari kekisruhan, sebuah pelajaran hidup yang terus kuturuti.
Dengan terbitnya buku baruku, "Teman Bercerita", aku merasa beban yang lama menekan terlepas. Aku menantikan dengan harapan besar tanggapan pasar dalam beberapa minggu mendatang atas catatan sederhana ini.
Buku ini mendapat apresiasi luas, dengan beberapa testimoni yang membahagiakan baik dari kalangan birokrasi pemerintahan maupun dari luar instansi pemerintah. Ini menjadi bukti bahwa suara hati yang terangkai dalam kata-kata buku ini meraih apresiasi dari berbagai kalangan.
Meskipun tidak ada yang baru di bawah matahari, "Teman Bercerita" akan menggambarkan suara hati melalui kata-kata yang terpilih. Seperti ungkapan, "Semakin banyak pena menulis, dunia menjadi lebih terang."
Setelah jam kerja usai, aku berdiskusi dengan beberapa rekan tentang "Teman Bercerita", tentang apa yang tertulis di dalamnya dan siapa yang menginspirasi.
Mungkin masih ada yang terlupakan, namun tidak ada alasan untuk menunda karya ini.
Dengan narasi yang jujur dan diksi yang tulus, aku berharap tulisan ini menarik perhatian dan memberi inspirasi.
Aku berkomitmen untuk terus menulis dan menyuarakan suara hati. Semoga "Teman Bercerita" membawa manfaat dan inspirasi bagi banyak orang.
Jakarta, 21 Juni 2024