Oleh : Adrinal Tanjung
Tak terasa Sekretaris Daerah Sumatera Barat Bapak Hansastri akan menggenapkan masa pengabdian tepat tiga tahun pada tanggal 12 Agustus 2024 mendatang. Tentu saja banyak hal yang sudah dilakukan dalam rentang waktu tersebut. Termasuk capaian capaian untuk menjadikan birokrasi pemerintahan sebagai penggerak pembangunan.
Dan nyaris selama tiga tahun tersebut interaksi saya cukup intensif dengan pria kelahiran 13 Oktober 1964 ini. Terutama berbagai kegiatan kepenulisan di Komunitas Sabisabu yang saya dirikan. Di antara padatnya kegiatan sebagai Sekretaris Derah, selama rentang waktu tersebut setiap diundang beliau selalu menyempatkan hadir. Itulah yang kemudian meyakinkan saya untuk menulis buku sederhana terkait Putra Pasaman Barat ini.
Awalnya Pak Hans sempat ragu. Khawatir dianggap memamerkan sesuatu yang memang sudah seharusnya dilakukan. Sebagai seorang Sekretaris Daerah beliau tentu perlu mendukung hal hal yang positif demi kemajuan literasi dan kemajuan Ranah Minang.
Tak ada niat untuk terjun ke dunia politik setelah purna bhakti. Itu beberapa kali disampaikan saat saya tanyakan aktivitas beliau setelah menyelesaikan jabatan Sekda Sumatera Barat.
Padahal dengan kondisi fisik yang masih bugar, peluang untuk maju menjadi bupati/ wakil bupati tentu terbuka. Bisa juga menjadi orang nomor dua di Pemprov Sumatera Barat, saya kira layak. Pengalaman menjadi auditor pemerintah 21 tahun. Pejabat pemprov 12 tahun. Merupakan modal berharga. Namun politik bukan bidang yang cocok bagi suami Eli Marlina ini. Hari Jumat dua hari lalu tak diduga bisa berjumpa. Saya hampir satu jam bersama putra Pasaman Barat dengan berbagai materi pembicaraan.
Pertemuan Berkah
Jumat Berkah di Jalan Pramuka di penghujung bulan Juli 2024 kami bertemu kembali. Menjelang khatib naik mimbar, sosok yang begitu familiar memandang ke arah saya. Saya berada satu baris di depan Pak Sekda agak mengarah ke kiri. Saat saya menengok ke belakang beliau memberi senyuman dari kejauhan. Saya pun membalas dengan senyuman. Tak lama kemudian khatib naik mimbar. Adzan pun berkumandang. Saya pun kembali fokus untuk mendengar ceramah khatib. Lalu iqamat. Sholat Jumat pun dilangsungkan.
Usai pelaksanaan shalat Jumat saya mendekat ke arah Pak Sekda. Menanyakan kabar dan beberapa hal lain. Kemudian menyampaikan niat untuk mengumpulkan catatan catatan sederhana untuk bisa diterbitkan. Beliau pun tak kuasa menolak keinginan sekaligus harapan saya.
Siang tersebut beliau minta didampingi berkeliling beberapa sudut di BPKP. Tampaknya ingin menjemput kenangan. Selama 21 tahun sebagai PNS di BPKP, tentu saja banyak hal yang masih membekas hingga kini. Bagaimana beliau sebagai auditor yang kemudian berpindah di beberapa Perwakilan. Di BPKP lembaga pengawasan internal pemerintah memberi banyak pengalaman. Pengalaman tersebut yang menjadikan Hansastri sebagai pejabat yang memiliki integritas dan juga kemampuan memahami pengelolaan keuangan negara yang akuntabel, efektif, dan efisien.
Makan Siang Bersama
Dari Masjid Ar Raqiib kami berjalan mengarah ke arah kantin Perwakilan BPKP DKI. Lalu berbelok ke kantor pusat. Akhirnya kami berhenti dan menikmati makan siang di kantin Kantor Pusat BPKP.
Beberapa orang mendekat dan menyapa Pak Sekda. Dengan ceria Pak Sekda menyapa siang itu. Kemudian melanjutkan makan siang masakan khas Manado. Terlihat siang itu Pak Sekda makan begitu lahap. Kehangatan di sela makan siang begitu terasa.
Menjadi Sekda Sumatera Barat bukanlah cita cita seorang Hansastri. Namun takdir baik berpihak ke pundak putra Pasaman Barat ini. Saat muda Hansastri bercita cita ingin menjadi penceramah agama. Lahir dari keluarga sederhana. Masa kecil dilalui di kampung halaman. Tak banyak cita cita yang ingin dicapai. Namun usaha menjadi yang terbaik saat menempuh pendidikan selalu diupayakan.
Setelah menyelesaikan pendidikan dasar kemudian melanjutkan SMP di Pasaman Barat. Lulus SMP kemudian melanjutkan pendidikan SMA ke ibukota Provinsi Sumatera Barat. Namun saat di Padang Hans tidak menempuh pendidikan di SMA terbaik. Cerita cerita menarik saat gagal masuk SMA terbaik di Kota Padang akan menjadi ulasan tersendiri. Hansastri diterima di SMA Taman Siswa di Kota Padang.
Lulus dari SMA Taman Siswa, takdir membawa Hans diterima di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. Cita cita menjadi penceramah agama berbelok arah. Di Fakultas Ekonomi Unand Hans merampungkan pendidikan hingga meraih gelar Akuntan.
Berkarir di BPKP berlanjut ke Pemda
33 tahun berkarir bukanlah waktu yang singkat. Sebagai auditor negara 21 tahun. Sebagai pejabat Pemprov Sumbar 12 tahun. Tentu saja banyak suka duka, dinamika, dan pasang surut.
Hidup yang memberi nilai. Hidup yang bermanfaat dan membantu orang lain. Hidup yang memberi kesempatan untuk melakukan dan mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Hidup yang meninggalkan jejak jejak kebaikan. Selama hayat masih dikandung badan. Kisah para birokrat kiranya layak didokumentasikan. Agar bisa menjadi pelajaran bagi generasi mendatang. Bahwa hidup itu proses. Selangkah demi selangkah.
Sukses itu dilalui melalui usaha, kerja keras, dan perjuangan. Atas dasar itulah rasanya buku Pak Sekda layak ditulis. Untuk jadi bahan bacaan sekaligus referensi meraih kecemerlangan hidup.
Nantikan memoar perjalanan karir Hansastri menjadi pejabat di Ranah Minang. Semoga keinginan untuk menuliskan kiprah Putra Pasaman Barat ini bisa rampung dalam waktu yang tidak terlalu lama. Semoga saja.