Teman Bercerita, Kisah Heroik dan Menantang

Minggu, 14 Juli 2024 | Juli 14, 2024 WIB Last Updated 2024-07-14T07:40:12Z


Oleh : Adrinal Tanjung

Satu setengah jam tersisa, menjelang adzan Dzuhur berkumandang. Saya pun bersiap siap berangkat menuju Masjid terdekat. Siang ini, saya mulai merangkai kata. Saya kira kisah literasi menulis saya kian menarik dan menantang. Kisah yang sudah saya mulai hampir delapan belas tahun yang lalu, saat saya mulai memutuskan untuk menulis buku selain aktivitas utama sebagai Aparatur Sipil Negara. Dan cita cita itu akhirnya terwujud di  tahun 2007.

Saya niatkan untuk mulai menulis buku di akhir tahun 2006, selepas saya tidak aktif lagi mengelola Majalah di sebuah Kementerian setelah terbentuknya struktur organisasi baru yang menangani kehumasan di lembaga pemerintah tersebut. Tak mudah melewati kisah ini. Namun banyak keberkahan, saya kira selama perjalanan kepenulisan tersebut.

Buku Terbaru Teman Bercerita

Tahun 2024 akan jadi tahun penting, selepas buku Teman Bercerita terbit. Buku yang ke 42 yang telah saya tulis di tahun yang penuh hingar bingar pasca Pemilihan Presiden/Wakil Presiden, Pemilihan Legislatif, dan DPD RI.  Kisah terbitnya buku Teman Bercerita tentu cukup heroik. 

Jujur, saya katakan tak mudah menulis hingga menerbitkan  buku ini. Ada emosi yang tertahan. Namun lewat pena, kisah itu dirangkai. Buku ini bercerita terkait keputusan penting perjalanan karir saya di birokrasi, dengan mengambil settingan pasca penyederhanaan birokrasi.

Diterbitkan secara Mandiri (Self Publishing)

Seperti yang biasa saya lakukan di beberapa tahun terakhir, dalam penerbitan buku ini saya memilih menerbitkan sendiri (self publishing). Hal ini saya tempuh agar proses penerbitan buku tak memakan waktu yang lama. Jika dikirim ke penerbit tentu saja butuh proses dan waktu terkait antrian naskah dan seleksi atas tulisan sesuai kebutuhan penerbitan. Jika penerbit menganggap tulisan ini kurang komersial maka sulit buku ini diterbitkan. Inilah alasan utama mengapa buku ini saya terbitkan secara mandiri.

Saya sampaikan bahwa tulisan di buku ini berupa catatan catatan lepas yang saya tulis di sela waktu bekerja. Sebagian besar setahun terakhir, meskipun beberapa tulisan ada juga di empat dan tiga tahun terakhir. 

Langkah selanjutnya, saya kelompokkan menjadi beberapa bagian sesuai tema agar memudahkan pembaca dalam memahami isi buku. Saat semua naskah terkumpul, ternyata masalah belum selesai, siapa yang akan melakukan editing buku ini. Beberapa bagian nampaknya perlu dibaca lebih hati hati. Agar tulisan ini tak menimbulkan perdebatan di kemudian hari. Beberapa nama sebagai editor masuk untuk dipilih, hingga terpilih nama Iqbal Dawami sebagai editor buku Teman Bercerita. 

Memilih Editor

Untuk mendapatkan editor yang yang sudah teruji, tentu saja tidak gratis. Ada biaya yang harus dikeluarkan. Saya kira merupakan hal yang wajar. Saat saya mulai bingung terkait biaya, lagi lagi, rekan satu SMA di SMA 2 Padang, Yevri Zulfiqar bermurah hati untuk membantu. Untuk jasa editor dan lay out (awal) buku Teman Bercerita, Dirut RS Unand ini langsung membantu dan mentrasfer sejumlah dana untuk keperluan tersebut.

Selesai tugas editing dan lay out, PR berikutnya mencari penerbit yang cocok agar buku ini lebih menarik untuk dibaca banyak orang. Seperti disebut di awal, bahwa buku ini diterbitkan secara mandiri, dan tentu saja memerlukan biaya hingga siap dibaca. Biaya tersebut meliputi biaya proses lay out ulang dan pembuatan cover yang lebih menarik. Mengingat naskah masih perlu beberapa penambahan dan pengayaan agar isi buku lebih komprehensif. Akhirnya kendala pembiayaan teratasi setelah dibuka proses Pre Order kepada beberapa rekan, sahabat, dan tokoh yang saya kenal untuk memesan buku. 

Saya sampaikan sebagian hasil penjualan buku digunakan untuk kegiatan dan pengembangan Komunitas Satu Birokrat Satu Buku (Sabisabu).

Selama hampir 2 bulan proses penerbitan buku Teman Bercerita, Pertemuan, Persahabatan, Jalan Tuhan untuk Menghebatkan hingga akhirnya bisa terbit. Melalui tulisan ini saya sampaikan terima kasih kepada siapapun yang telah mendukung penerbitan buku Teman Bercerita : Pertemuan, Persahabatan, Jalan Tuhan untuk Menghebatkan. 

Tersirat di Balik yang Tersurat

Buku yang saya tulis dengan penuh kehati hatian. Saya kira banyak pesan tersirat dibalik yang tersurat. Berisi perjuangan hidup terkait literasi menulis dan membangun komunitas Satu Birokrat Satu Buku hingga bisa terus bertahan dan semakin berkembang di masa mendatang. Selain itu juga inisiatif saya untuk mendirikan lembaga mandiri yang saya beri nama Rumah Kreatif Meilfa (RKM)

Terima kasih kepada rekan dan sahabat yang sudah memesan buku ini. Buku segera dicetak Sebagian hasil penjualan buku dialokasikan untuk kegiatan dan pengembangan komunitas Satu Birokrat Satu Buku (Sabisabu).

Terima kasih atas dukungan dan perhatian yang telah diberikan sehingga saya masih kuat dan terus menulis hingga saat ini . Semoga langkah ini semakin dipermudah oleh Yang Maha Kuasa dan membawa keberkahan. Menulis untuk mengabadikan kisah, cerita, dan perjuangan. Menulis untuk memberi makna agar selalu hadir dan bermanfaat. Optimis, yakin usaha sampai.

Bekasi, 14 Juli 2024

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Teman Bercerita, Kisah Heroik dan Menantang

Trending Now

Profil

iklan