Oleh: Adrinal Tanjung
Di bawah rintik hujan yang lembut, saya baru saja mendarat di Bandara Internasional Minangkabau, terletak di Kabupaten Padang Pariaman, sekitar 25 km dari pusat Kota Padang. Berhenti sejenak, lalu saya memesan taksi menuju penginapan.
Dalam perjalanan, pikiran saya melayang pada panggung besar yang akan saya hadapi pada hari Senin. Saya membayangkan suasana acara peluncuran buku Mengabdi di Ranah Minang, yang akan disemarakkan dengan lagu Minang yang sedang viral, Bakasiak Mato Memandang. Buku ini mengisahkan perjalanan hidup dan karir Hansastri, Sekretaris Daerah Sumatera Barat, yang tidak hanya mendokumentasikan fakta, tetapi juga nilai-nilai yang membentuk karirnya.
Saya diundang untuk menghadiri acara soft launching buku ini. Meskipun undangan datang agak mendadak, saya merasa penting untuk hadir setelah mendapatkan izin dari pimpinan. Pulang ke Ranah Minang selalu menjadi momen yang penuh harapan dan kebanggaan bagi saya.
Mengapa 12 Agustus?
Tanggal 12 Agustus dipilih karena bertepatan dengan momen bersejarah: tiga tahun lalu, suami Eli Marlina memulai tugasnya sebagai Sekretaris Daerah Sumatera Barat. Buku ini akan menjadi pengingat akan tanggal tersebut, menandai perjalanan dan dedikasi yang telah diberikan.
Sore di Jl. Pramuka: Momen Berharga
Sore itu, saya bertemu kembali dengan salah satu alumni Fakultas Ekonomi Unand yang saya kagumi di Jl. Pramuka 33. Dua minggu sebelumnya, kami bertemu di Masjid Ar-Raqiib, dan kali ini di Perpustakaan Kantor Pusat BPKP, tempat favorit saya untuk bekerja dengan fokus. Hansastri berbicara dengan penuh keterbukaan tentang pengalaman kerja di Pemda selama hampir 12 tahun, berbeda dengan pertemuan sebelumnya di mana kami membahas pengalamannya sebagai auditor di BPKP selama 21 tahun.
Saya menyimak setiap kata, merenungkan pesan tentang menikmati hidup, mencintai pekerjaan, dan menjalani semuanya dengan rasa syukur. Sore itu, dua jam berlalu dengan cepat, meninggalkan kesan mendalam tentang ketekunan dan dedikasi.
Ketika adzan Magrib berkumandang, saya menerima kabar bahwa tiket pulang ke kampung halaman sudah siap. Hari Senin akan menjadi hari yang istimewa, di mana saya diundang untuk menghadiri peluncuran buku oleh pejabat tinggi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
Berkah Menulis
Menulis bukan hanya sekedar kegiatan, tetapi sarana untuk mendokumentasikan dan menyebarluaskan pengetahuan serta pengalaman. Buku berfungsi sebagai jejak pengetahuan, mengandung fakta, teori, dan pengalaman praktis yang dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi pembaca. Kisah-kisah tentang keberhasilan dan kegagalan yang dibagikan melalui tulisan dapat memotivasi generasi mendatang untuk mengejar impian, belajar dari kesalahan, dan terus berusaha meskipun menghadapi rintangan.
Menulis di Tengah Kesibukan
Mengatur waktu untuk menulis di tengah tekanan pekerjaan bukanlah hal yang mudah, tetapi itu adalah tantangan yang memotivasi saya. Setelah kembali ke BPKP, kesempatan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman semakin luas. Menulis menjadi bentuk rasa syukur dan cinta terhadap pekerjaan, menjadikannya sebagai bagian penting dari kehidupan saya.
Pesan di Balik Buku Mengabdi di Ranah Minang
Menulis buku Mengabdi di Ranah Minang adalah perjalanan yang penuh tantangan. Dalam dua minggu terakhir, dan dua minggu ke depan, menyelesaikan buku ini di tengah tumpukan pekerjaan menjadi ujian cinta dan dedikasi. Buku ini bukan hanya sebuah karya, tetapi juga pemenuhan janji kepada Pak Sekda dan simbol dari kerja keras dan komitmen saya.
Buku ini diharapkan akan diterima dengan baik dan menjadi referensi penting bagi banyak pihak. Sosok Hansastri, sebagai akuntan pertama dari Fakultas Ekonomi Unand yang menjabat Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat, tentunya menarik perhatian dan memberikan inspirasi.
Bangga BPKP
Hansastri menunjukkan kecintaan yang mendalam terhadap almamaternya. Pengalaman kerja di BPKP sangat memperkaya kiprahnya di Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat. Bahkan saat terjadi pergantian kepemimpinan, ia sempat berpikir untuk kembali ke BPKP, tempat di mana kompetensi dan kontribusi diutamakan. Meskipun menghadapi pergantian pimpinan daerah, cinta terhadap pekerjaan membuat segalanya terasa lebih ringan dan membuatnya tetap dibutuhkan.
Akhirnya, jabatan Sekda yang diraihnya adalah hasil dari perjalanan hidup yang penuh kejutan. Saya berhenti sejenak di Bandara Internasional Minangkabau pada 11 Agustus 2024, melanjutkan aktivitas dengan penuh semangat.
Bersambung