Oleh : Adrinal Tanjung
Dengan semangat tinggi, saya menyampaikan bahwa buku "Teman Bercerita" akhirnya terbit! Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya saya memutuskan menerbitkan sendiri (indie) dengan mencetak sebanyak 150 eksemplar buku ini. Antusiasme rekan-rekan dan sahabat yang mendukung saya sangat terasa, dan saya sangat menghargai apresiasi yang telah diberikan. Sebelum buku ini terbit, untuk cetak dummy, dukungan sudah mulai terasa. Setelah buku terbit, dalam waktu kurang dari sebulan, hampir semua buku yang saya cetak telah dipesan dan terjual habis!
Pada awalnya, saya sempat mempertimbangkan untuk memberikan buku ini secara gratis kepada rekan dan sahabat. Namun, saya khawatir jika langkah tersebut dilakukan bisa membuat buku ini dianggap kurang berharga. Sebagai penulis, saya percaya bahwa sebuah buku adalah kartu nama terbaik dan cara yang elegan untuk bersilaturrahmi. Banyak rekan dan senior yang saya temui mengingatkan saya tentang pentingnya nilai dari sebuah karya, dan menegaskan bahwa memberikan buku secara gratis tidaklah bijaksana. Kecuali ada alasan-alasan tertentu yang masuk akal, diantaranya untuk promosi.
Menerbitkan buku seperti yang diulas terdahulu tentu membutuhkan biaya, paling tidak untuk editor, lay outer dan biaya cetak. Tentu, saya juga harus memikirkan kesejahteraan penerbit, termasuk para staf yang telah bekerja keras membantu hingga buku terbit.
Pagi tadi, saya berkunjung dan menemui dua pejabat tinggi di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Pertama yang saya kunjungi adalah Pak Sasono Adi Direktur Pengawasan Badan Usaha Agrobisnis, Infrastruktur, dan Perdagangan di Deputi Bidang Akuntan Negara BPKP. Meskipun tak berjanji akan datang hanya komunikasi melalui Sekretaris beliau, namun pagi itu saya disambut dengan keceriaan yang sangat terasa. Meskipun kunjungan pagi tadi tidak lebih 10 menit untuk menyampaikan pesanan buku, dukungan dan semangat beliau begitu saya rasakan.
Pak Sasono, yang dikenal sebagai pribadi yang cool dan calm, menunjukkan dukungannya lewat beberapa pernyataannya agar saya tak henti berkarya. Beliau memesan empat eksemplar buku "Teman Bercerita" untuk dibagikan kepada para staf. untuk memastikan bahwa manfaat dan inspirasi dari buku ini bisa dirasakan lebih luas lagi.
Pejabat berikutnya yang saya kunjungi adalah Direktur Pengawasan Akuntabilitas Keuangan, Pembangunan dan Tata Kelola Pemerintahan Desa di Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah. Kunjungan ini saya lakukan untuk meminta dukungan terkait rencana saya menulis salah satu tokoh penting di BPKP dalam waktu dekat. Harapan tersebut disambut baik, mengingat betapa bermanfaatnya mendokumentasikan pengalaman dan pengetahuan tokoh-tokoh berkontribusi besar dalam lembaga pengawasan internal pemerintah.
Dalam pertemuan tersebut, Pak Fauqi, pejabat yang saya temui, juga mengungkapkan keinginannya untuk menulis buku di waktu mendatang—sebuah keinginan lama yang belum sempat terwujud. Buku "Teman Bercerita" juga mendapatkan apresiasi dari beliau. Saya menjelaskan bahwa buku ini mengulas banyak kebaikan yang saya peroleh selama tiga tahun terakhir setelah kembali bekerja di BPKP. Saat saya baru berpindah posisi, Pak Fauqi adalah Kepala Biro Sumber Daya Manusia di BPKP. Kala itu saya sering berdiskusi dengan pria asli Magelang ini.
Berbagi Kebaikan dan Keberkahan
Selama 16 tahun berkiprah di sebuah kementerian, kembali ke institusi asal memberi banyak warna dan pengalaman baru, yang sangat berharga untuk pengembangan karir literasi menulis saya. Itu saya sampaikan ke alumnus Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada ini. Buku buku yang saya tulis sebagai ungkapan rasa syukur, berbagi kebaikan dan keberkahan. Melalui menulis banyak hal yang layak untuk terus disyukuri. Hidup yang layak untuk terus berbagi kebaikan sembari memperbaiki diri dan mengambil hikmah serta pelajaran. Itulah sebagian pesan tersirat dan tersurat buku Teman Bercerita.
Membangun dan terus mendorong dan menggairahkan Komunitas Satu Birokrat Satu Buku tentu tidak mudah. Butuh semangat, energi, dan keteguhan hati, termasuk ada biaya operasional yang harus dikeluarkan. Namun ada kebahagiaan ketika komunitas terus bergerak dan semakin banyak birokrat yang tercerahkan untuk menulis. Jika kemudian ada yang mau meluangkan waktu untuk menulis hingga menerbitkan buku, sesuai dengan visi Satu Birokrat Satu Buku tentu sebuah pencapaian.
Saya berharap buku Teman Bercerita mendapat tempat di hati para pembaca. Menjadi bacaan yang mencerahkan. Semoga buku "Teman Bercerita" bisa memberikan manfaat dan inspirasi bagi para pembaca!
Jakarta, 4 September 2024