Oleh : Adrinal Tanjung
Penyusunan buku Menapak Jejak Ernadhi Sudarmanto masih dalam proses finalisasi. Masih butuh beberapa pengayaan lagi agar buku ini rampung. Hari Jumat sore draft buku tersebut masih terus didiskusikan di tim, agar lebih menarik dan mencerahkan.
Buku This is not Just Alvin sudah terbit sekitar 11 tahun yang lalu. Namun meskipun sudah cukup lama, buku terbitan Mizan ini sering jadi teman saya di perjalanan. Saya kembali membaca di beberapa bagian yang menarik dari buku dengan cover Alvin Adam dengan senyum mengembang.
Di sela perjalanan dinas ke Bogor, saya kembali membuka buku This is not Just Alvin. Buku ini menceritakan kisah hidup Alvin Adam, seorang presenter ternama yang kita kenal lewat layar kaca. Ditulis bersama co-writer Ita Siregar dan Maeya Zee, buku ini menyuguhkan cerita yang ringan namun sarat makna, seolah menemani setiap langkah saya dalam perjalanan dinas tersebut. Membacanya membawa saya kembali merenung tentang kehidupan penuh perjuangan dan dedikasi dari seseorang yang mungkin hanya kita kenal lewat media, tetapi memiliki kisah hidup yang jauh lebih mendalam.
Di sisi lain, saya bersama tim sedang menyelesaikan sebuah karya lain yang tidak kalah menarik, yakni penulisan tentang tacit knowledge dari seorang tokoh di BPKP, Ernadhi Sudarmanto. Perjalanan panjang Ernadhi, yang mengabdikan hampir empat dekade hidupnya di instansi pemerintahan tersebut, sangat menginspirasi. Kini, ia menjabat sebagai Sekretaris Utama BPKP. Meskipun mereka berasal dari dunia yang sangat berbeda—Alvin dengan dunia hiburan dan Ernadhi dengan dunia birokrasi—kedua tokoh ini memiliki kesamaan yang mendalam dalam perjalanan hidup mereka.
Perjuangan yang Tak Mudah
Alvin Adam, yang kita kenal sebagai bintang hiburan, tidak selalu hidup dalam sorotan gemerlap dunia hiburan. Sejak kecil, ia harus menghadapi kenyataan pahit dengan kehilangan sosok ayah tercinta. Bersama ibu dan saudara-saudaranya, ia merantau ke Jakarta untuk memulai kehidupan baru. Berbekal tekad dan semangat yang kuat, Alvin berhasil meraih posisi yang ia nikmati saat ini. Di balik kepercayaan diri yang terlihat di layar kaca, ada kisah hidup yang penuh dengan perjuangan dan pengorbanan.
Sementara itu, Ernadhi Sudarmanto memulai perjalanannya dengan tantangan yang tak ringan. Dilahirkan di Kabupaten Magelang, ia merantau ke Jakarta dengan harapan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Usai menyelesaikan studi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Ernadhi melanjutkan karir di BPKP. Setelah mengabdi selama hampir 40 tahun di BPKP, Ernadhi akhirnya mencapai puncak karier sebagai Sekretaris Utama. Perjalanan kariernya, yang penuh dengan pengorbanan dan kerja keras, menjadi bukti nyata bahwa kesuksesan datang melalui ketekunan dan dedikasi.
Kesamaan yang Menginspirasi
Meskipun latar belakang mereka sangat berbeda, ada kesamaan yang kuat antara Alvin dan Ernadhi. Keduanya adalah sosok yang tidak mudah menyerah, memiliki tekad yang bulat untuk mencapai tujuan, dan selalu mengedepankan sikap positif serta rendah hati. Mereka dikenal sebagai pribadi yang sederhana, murah senyum, dan senantiasa berusaha untuk belajar dan berbagi dengan orang lain. Hal ini menjadikan mereka inspirasi bagi banyak orang.
Di balik kesuksesan yang mereka raih, keduanya tetap menjalani hidup dengan penuh rasa syukur. Alvin, meskipun sudah mencapai puncak sebagai bintang hiburan, tidak pernah melupakan perjalanan panjangnya. Dalam bukunya, Alvin mengungkapkan bahwa cinta dari kedua orang tuanya, terutama ibunya, adalah sumber kekuatan terbesar dalam hidupnya. Kehilangan ayah di usia muda tidak membuatnya menyerah. Sebaliknya, itu mendorongnya untuk terus maju dan mencari peluang. Pesan ini sangat kuat, di balik setiap kesulitan selalu ada harapan dan cinta yang menguatkan.
Begitu juga dengan Ernadhi, yang meskipun sudah berada di puncak kariernya, tetap menghargai perjuangannya di masa lalu. Ia selalu mengingatkan diri dan orang-orang di sekitarnya—keluarga, teman-teman masa kecil, dan rekan kerja yang mengenalnya. Sosok yang tetap rendah hati. Dalam setiap kesempatan, Ernadhi menunjukkan sikap empati dan kebersamaan. Nilai-nilai ini tercermin dalam setiap langkahnya, baik saat menjabat sebagai auditor maupun sebagai pejabat tinggi di BPKP yang mengedepankan integritas dan profesionalisme.
Berbeda Namun Melengkapi
Kisah hidup Alvin dan Ernadhi, meskipun berbeda, saling melengkapi. Keduanya mengajarkan kita bahwa kesuksesan bukanlah soal pencapaian yang mudah, tetapi tentang bagaimana kita menghadapi setiap tantangan dengan hati yang terbuka dan semangat yang tidak pernah padam. Saya bersama tim merasa beruntung dapat menuliskan kisah tentang Ernadhi Sudarmanto, yang memberi saya banyak pelajaran berharga.
Sama halnya dengan This is not Just Alvin, tacit knowledge Ernadhi juga mengajarkan bahwa perjuangan, kerja keras, dan rasa syukur adalah kunci utama untuk meraih kesuksesan. Lebih dari itu, kisah mereka juga menunjukkan bagaimana kesuksesan dapat memberikan dampak positif bagi rekan kerja dan orang lain.
Saat hampir merampungkan buku ini, saya teringat pada kutipan yang saya temukan dalam This is not Just Alvin: "Energi positif mudah menjalar ke orang lain. Hal yang sama juga terjadi pada energi negatif. Setiap orang perlu didorong untuk memiliki rasa percaya diri yang kuat." Kalimat ini sangat menyentuh hati saya, karena hidup sejatinya adalah tentang energi yang kita bagikan kepada orang lain. Baik Alvin maupun Ernadhi, mereka tidak hanya sukses secara profesional, tetapi juga sukses dalam memberi energi positif kepada orang-orang di sekitar mereka.
Hidup yang Penuh Makna
Dalam setiap perjuangan, ada cerita cinta yang menguatkan, ada kerja keras yang membentuk karakter, dan ada rasa syukur yang membuat hidup lebih berarti. This is not Just Alvin adalah bukti nyata bahwa kesuksesan tidak hanya dilihat dari pencapaian, tetapi juga dari perjalanan panjang yang penuh dengan nilai kehidupan yang lebih dalam. Begitu pula dengan Ernadhi Sudarmanto, meskipun berada di balik meja birokrasi, ia memberikan contoh yang luar biasa tentang bagaimana integritas, loyalitas, dan totalitas selama bekerja.
Di akhir tulisan ini, saya merenung. Terkadang, hidup tidak selalu tampak indah seperti pelangi. Ada mendung, ada awan hitam. Namun, justru dari variasi itu, kita belajar bahwa hidup lebih lengkap, lebih bermakna. Terlepas dari latar belakang dan profesi, yang terpenting adalah bagaimana kita menjalani hidup dengan penuh cinta, kerja keras, dan rasa syukur. Dan itulah yang saya temukan dalam perjalanan hidup Alvin Adam dan Ernadhi Sudarmanto.
Bogor, 29 November 2024