Oleh : Adrinal Tanjung
Sebagai seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), saya sadar betul bahwa keseimbangan antara pekerjaan dan aktivitas tambahan sering kali menjadi tantangan besar. Mengingat kesibukan di dunia birokrasi yang padat, tentu saja menulis buku bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Namun, saya membuktikan bahwa dengan tekad dan komitmen, semuanya mungkin. Hingga saat ini, saya sudah menulis 46 buku dalam waktu hampir dua dekade.
Menulis di tengah kesibukan adalah perjalanan panjang yang penuh tantangan. Waktu seringkali menjadi kendala utama. Namun, saya belajar untuk memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. Jelang Subuh adalah saat yang saya pilih untuk mengupayakan menulis ide yang hadir di kepala. Di malam hari, ketika kebanyakan orang telah beristirahat, saya berusaha menyisihkan waktu untuk menulis, jika tenaga masih memungkinkan. Dan di hari libur, saya sering memanfaatkannya untuk menulis, agar proses kreatif tetap berjalan.
Mengambil Cuti
Saya pernah mengambil cuti hanya untuk melakukan traveling sambil menulis buku. Kombinasi antara menulis dan bepergian memberi pengalaman baru yang tidak hanya memperkaya pengetahuan saya, tetapi juga memperdalam wawasan dalam menulis. Menjadi penulis selain sebagai birokrat adalah perjalanan panjang yang membutuhkan dedikasi. Namun, saya merasa sangat beruntung bisa melaluinya, meskipun harus berbagi waktu dengan tugas saya sebagai birokrat.
Menulis bukan hanya soal merangkai kata-kata, tetapi juga tentang terus belajar. Sebelum menulis, saya selalu meluangkan waktu untuk membaca. Buku-buku dan berbagai referensi menjadi bahan bakar penting bagi kreativitas saya. Menulis yang baik dimulai dengan menjadi pembaca yang baik. Dengan membaca, kita menyerap banyak pengetahuan yang kemudian bisa kita salurkan dalam tulisan.
Hampir Dua Dekade
Tak terasa, aktivitas menulis saya selama bertahun-tahun membawa banyak keberkahan. Salah satu keberkahan yang saya rasakan adalah silaturahmi dengan berbagai tokoh, pejabat, rekan, dan sahabat yang memberikan dukungan luar biasa. Mereka adalah orang-orang yang terus mendukung saya untuk terus menulis dan berkarya. Tanpa dukungan mereka, saya mungkin tidak akan sampai sejauh ini.
Sebagai penulis, saya tidak hanya berfokus pada tulisan saya sendiri, tetapi juga merasa berkewajiban untuk berbagi pengetahuan. Berbagai kementerian, lembaga, pemerintah daerah, kampus, dan komunitas sosial sering mengundang saya untuk berbagi pengalaman dan wawasan terkait kepenulisan. Saya merasa terhormat bisa menjadi narasumber di berbagai acara berbagi ilmu, di mana saya bisa bertemu dengan para penulis dan praktisi literasi lainnya dalam satu panggung.
Satu Panggung dengan Penulis Ternama
Salah satu momen yang paling membahagiakan dalam perjalanan saya adalah ketika saya diundang oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dalam agenda Perpusnas Writers Festival. Di sana, saya berbagi panggung dengan beberapa penulis papan atas Indonesia, seperti Habiburrahman El Shirazy, Ahmad Fuadi, dan Arys Hilman Nugraha Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Pengalaman tersebut memberikan kebanggaan tersendiri, karena saya bisa berbagi pengetahuan bersama para pegiat literasi yang telah menginspirasi banyak orang.
Membangun Komunitas Satu Birokrat Satu Buku (Sabisabu)
Perjalanan saya dalam dunia literasi tidak berhenti hanya pada karya pribadi. Di awal pandemi Covid-19, tepatnya pada April 2020, saya bersama beberapa rekan pegiat literasi mendirikan Komunitas Satu Birokrat Satu Buku (Sabisabu). Komunitas ini bertujuan untuk mengajak para aparatur negara untuk menulis buku, berbagi pengalaman, dan menyalurkan ide-ide yang dapat memberi manfaat bagi masyarakat. Selama dua tahun pertama berdirinya, kami telah melaksanakan berbagai kegiatan yang menginspirasi banyak birokrat untuk mulai menulis.
Kemudian, pada September 2022, saya berinisiatif untuk melegalkan Komunitas Sabisabu menjadi sebuah yayasan. Dengan legalitas tersebut, kami semakin bersemangat untuk terus menggali potensi literasi di kalangan ASN. Tak hanya birokrat, kami juga mengajak tokoh-tokoh dan pejabat publik untuk menulis buku, berbagi pemikiran, dan menyampaikan ide-ide yang dapat memberikan kontribusi besar bagi bangsa. Beberapa buku hasil karya anggota Sabisabu pun telah diterbitkan dengan membawa logo Sabisabu.
Tahun 2023 dan 2024 telah menjadi tahun yang penuh warna bagi perjalanan literasi saya. Empat buku saya telah terbit, sebuah pencapaian yang membanggakan setelah bertahun-tahun berkarya. Di samping itu, ada juga dua buku antologi yang turut melengkapi deretan karya saya.
Peluncuran Buku Musi Dua Delapan Sembilan
Salah satu buku istimewa yang akan terbit adalah buku Alumni Angkatan 89 SMA 2 Padang. Buku berjudul Musi Dua Delapan Sembilan diharapkan bisa terbit di akhir tahun ini. Buku ini bercerita tentang persahabatan yang terjalin selama 35 tahun sejak kami menyelesaikan pendidikan di SMA 2 Padang pada 1989. Kisah ini terinspirasi oleh acara Reuni Akbar yang kami selenggarakan di Kota Bogor pada September 2024 lalu—sebuah acara yang penuh kebahagiaan dan akan menjadi kenangan yang abadi bagi kami semua.
Seperti halnya perjalanan hidup, mencapai titik ini bukanlah tanpa tantangan. Menggabungkan rutinitas pekerjaan yang padat di kantor dengan dedikasi untuk menulis buku adalah hal yang tidak mudah. Ada banyak hari di mana saya harus melawan rasa lelah dan terbatasnya waktu untuk tetap menulis. Namun saya belajar untuk mengatur waktu dengan bijak.
Saat dunia masih terlelap, saat menjelang Subuh, saya sudah bangun untuk memulai menulis beberapa halaman. Di malam hari, ketika rekan-rekan sudah beristirahat, saya kembali melanjutkan cerita yang tengah saya tulis. Di sela sela waktu perjalanan dinas, saya senantiasa menyediakan waktu untuk bisa menulis. Waktu yang terbatas tak menghambat semangat untuk terus berkarya.
Proses menulis telah memberikan warna baru dalam kehidupan saya. Selain itu juga membuka peluang baru dan memberikan kesempatan untuk meninggalkan jejak kebaikan bagi generasi mendatang. Saya berharap, melalui tulisan dan karya yang terus berkembang, saya bisa memberikan kontribusi yang lebih besar untuk bangsa ini dan menjadi bagian dari perubahan positif di dunia birokrasi.
Bogor, 13 November 2024