Mengukir Makna di Sisa Waktu

Minggu, 03 November 2024 | November 03, 2024 WIB Last Updated 2024-11-04T03:59:38Z

 

Oleh : Adrinal Tanjung

Enam tahun ke depan adalah sisa masa pengabdian saya sebagai aparatur sipil negara (birokrat), sebuah periode yang sangat berarti untuk terus berkarya dan memberikan yang terbaik. Dalam perjalanan ini, saya bertekad untuk menjadikan setiap langkah saya bermakna, baik dalam tugas maupun kontribusi di unit tempat saya bekerja.

Selama empat bulan terakhir, saya bersama tim di bawah arahan pimpinan unit kerja tengah menyusun sebuah buku yang mengangkat perjalanan seorang pejabat di instansi saya, Sekretaris Utama BPKP. 

Saat ini, naskah buku tersebut hampir rampung. Saya berharap bisa segera menyelesaikannya dan membagikan kisah yang inspiratif ini kepada para pembaca dan masyarakat luas.


Selama empat hari terakhir saya bersama tim berada di sebuah tempat yang nyaman untuk berdiskusi terkait isi buku tersebut. Di tengah kesibukan itu, saya juga menyempatkan diri untuk rehat sejenak, mencari ketenangan.

Menikmati hangatnya secangkir kopi sambil menyaksikan mentari pagi. Saya membawa belasan buku untuk dibaca di sela waktu, yang sekaligus menjadi referensi penulisan buku Pak Sesma. Tentu saja, buku-buku yang saya pilih berisi hal-hal yang mencerahkan. Saya maksimalkan waktu yang ada termasuk  mengadakan pertemuan dengan kolega untuk meminta saran dan masukan. 


Harapan di Masa Depan
Setelah menyelesaikan buku Pak Sesma, saya memiliki sejumlah mimpi dan harapan yang berfokus pada makna kehadiran dan manfaat bagi institusi dan masyarakat. Motto ini yang mendorong saya untuk kembali ke BPKP setelah 16 tahun berkarya di kementerian. Ketika menerima surat dari pimpinan untuk menentukan pilihan antara melanjutkan karir di kementerian atau kembali ke BPKP, saya mengambil keputusan untuk kembali ke instansi asal saya, yang sudah menjadi bagian dari perjalanan hidup saya.

Kembali ke BPKP setelah bertahun-tahun di luar BPKP,  memberikan saya banyak pelajaran berharga. Saya menyadari bahwa jabatan bukanlah segalanya; yang terpenting adalah bagaimana kita hadir dan memberikan manfaat bagi institusi dan lingkungan.


Kekuatan Passion, Pengalaman, dan Pengetahuan
Beberapa rencana sudah saya siapkan untuk setahun, dua tahun, tiga tahun, hingga enam tahun ke depan. Di antaranya, saya akan terus berkarya untuk institusi sesuai dengan passion, pengalaman, dan kompetensi saya selama ini. 

Banyak hal yang bisa saya kerjakan untuk berkontribusi maksimal terkait manajemen pengetahuan di BPKP. Kultur dan tata kerja yang telah terbangun dengan baik memudahkan saya untuk memberikan kontribusi yang berarti. Pimpinan yang mendukung serta anak-anak muda BPKP yang prospektif menjadi teman berdiskusi yang banyak membantu selama ini.

Di luar tugas kantor, saya merencanakan untuk terus melebarkan Komunitas Satu Birokrat Satu Buku agar bisa semakin dikenal di berbagai instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah. Kegiatan-kegiatan akan terus dilaksanakan untuk mendorong lebih banyak birokrat menulis, terutama menulis buku. Komunitas Sabisabu juga akan terus berinisiatif untuk menulis sosk dan profil pejabat-pejabat inspiratif yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang akan berguna bagi generasi mendatang.


Takdir di Luar Rencana
Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) selama 26 tahun adalah sebuah perjalanan yang tak pernah saya duga. Dulu, saya bercita-cita untuk menjadi pendidik, namun takdir membawa saya menjadi seorang auditor, sesuai dengan latar belakang pendidikan saya. Ini adalah sebuah takdir yang patut disyukuri. Dalam waktu yang cukup panjang ini, saya telah bertahan dan berkontribusi selama 26 tahun, meraih promosi hingga jabatan eselon 4 dan eselon 3, serta terus berkarya melalui tulisan dan buku yang saya hasilkan.

Washington Burnap mengulas bahwa “Hal-hal penting untuk kebahagiaan dalam hidup ini adalah adanya sesuatu yang harus dilakukan, sesuatu untuk dicintai, dan sesuatu yang bisa diharapkan." Inilah yang mendorong saya untuk tak henti bergerak dan berkarya. Harapan yang tak pernah pudar untuk terus mengabdi bagi negeri dan berkarya di literasi menulis agar memberi makna di perjalanan hidup. 

Bagaimana menjalani aktivitas di birokrasi pemerintahan  dan terus menulis, di waktu yang bersamaan. Saya kira ini pertanyaan banyak orang yang disampaikan kepada saya sejak beberapa tahun yang lalu dan hingga kini. Menjalani dan mengelola waktu dengan baik, menjadi kunci untuk bisa bertahan menulis bertahun tahun hingga saat ini. Selain itu satu kata kunci yang selalu saya pegang, bahwa melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu, setiap orang tentu akan memberi penilaian masing masing. 

Saya tutup tulisan ini dengan sebuah quote “ Keberuntungan memihak yang berani”. Dengan menulis saya menjadi lebih berani menjalani dan menatap hidup dengan segala warna dan dinamika. Menulis bekerja untuk keabadian. Mari menulis untuk legacy di kemudian hari.

Bekasi, 3 November 2024

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Mengukir Makna di Sisa Waktu

Trending Now

Profil

iklan