Oleh : Adrinal Tanjung
Beberapa waktu lalu, Agung Adiprasetyo, mantan CEO Kompas dan penulis produktif, mengulas di buku Menjaga Api tentang ancaman “barisan bebek”. Fenomena ini menggambarkan bagaimana kita sering terjebak mengikuti arus, tanpa memikirkan potensi diri kita yang sebenarnya bisa membawa kita lebih jauh. Saya ingin berbagi sedikit pengalaman dari dunia birokrasi, di mana saya mencoba untuk tetap produktif, menulis di sela-sela pekerjaan. Melaksanakan tugas dan fungsi sebagai birokrat tetap yang utama.
Salah satu hal yang membanggakan bagi saya adalah dikenal sebagai birokrat yang juga seorang penulis produktif. Saya telah menulis puluhan buku, mulai dari topik reformasi birokrasi hingga otonomi dan kepemimpinan daerah, serta buku buku motivasi. Beberapa kali saya diundang Kementerian, Lembaga, Kampus, dan Pemerintah Daerah berbagi pengalaman terkait kepenulisan. Belum lama ini saya diundang Kementerian Pekerjaan Umum untuk berbagi pengalaman tentang literasi menulis dalam acara yang dipandu oleh Prita Laura, jurnalis dari Metro TV. Selain saya juga diundang pengelola Jurnal di Kementerian PU dan pengelola dan founder ASNations Ahmad Luthfi.
Menghadapi "Barisan Bebek"
Pernahkah Anda merasa terpaksa mengikuti apa yang dilakukan banyak orang di sekitar Anda? Entah itu dalam pekerjaan, pergaulan, atau bahkan di dunia olahraga, kita sering kali dihadapkan pada godaan untuk mengikuti "barisan bebek". Fenomena ini mengarah pada satu hal: mengikuti arus tanpa mempertimbangkan potensi unik yang kita miliki.
Fenomena "barisan bebek" ini adalah ancaman bagi kebebasan berpikir kita. Banyak orang merasa tertekan untuk mengikuti norma yang sudah ada, berusaha meniru apa yang sudah dianggap sukses oleh orang lain. Padahal, kesuksesan sejati justru datang ketika kita berani menjadi diri sendiri. Keberanian untuk menghargai keunikan dan potensi diri adalah jalan menuju pencapaian yang lebih bermakna.
Mengapa Menjadi Diri Sendiri Itu Kunci
Kisah sukses banyak tokoh terkenal membuktikan bahwa mengikuti jejak orang lain bukanlah satu-satunya cara untuk mencapai puncak. Michael Jordan, misalnya, yang dianggap sebagai pemain basket terbaik sepanjang masa, sempat gagal masuk tim basket sekolahnya. Alih-alih mengikuti gaya pemain lain, Jordan justru mengembangkan gaya bermainnya sendiri dengan kekuatan fisik dan mentalitas luar biasa. Hasilnya? Enam gelar NBA yang membuatnya dikenal sebagai legenda.
Begitu juga dengan Serena Williams, yang tubuhnya lebih kekar dibandingkan pemain tenis wanita lainnya. Sebelum meraih berbagai gelar Grand Slam, Serena sering dianggap underdog, Serena justru menjadikan tubuh kekarnya sebagai kekuatan dan mengubah dunia tenis dengan gaya bermain yang unik. Dengan 23 gelar Grand Slam, Serena membuktikan bahwa tetap setia pada diri sendiri bisa mengubah dunia.
Kisah Jordan dan Serena mengajarkan kita satu hal: jika kita terjebak dalam "barisan bebek", kita bisa kehilangan peluang untuk berkembang. Berani untuk berbeda dan mengembangkan keunikan diri adalah kunci untuk meraih sukses yang sejati.
Menjadi Berbeda di Tengah Rutinitas
Perjalanan saya menulis buku selama hampir dua dekade adalah cara saya untuk tidak terjebak dalam rutinitas birokrasi yang monoton. Menulis buku bukanlah hal yang mudah, namun itulah yang memaksa saya untuk berpikir kritis dan kreatif. Saya harus membaca lebih banyak, tidak hanya buku, tetapi juga makna yang ada di balik setiap bacaan. Ini membantu saya menemukan ide-ide baru yang bisa saya kembangkan jadi tulisan yang menarik.
Menulis lebih dari 45 buku dan memimpin komunitas Satu Birokrat Satu Buku (Sabisabu) adalah upaya saya untuk membedakan diri. Saya ingin menunjukkan bahwa seorang birokrat juga bisa berkarya di luar rutinitas pekerjaan sehari-hari. Ini bukan hanya soal kerja keras, tetapi juga soal berani berpikir dan bertindak berbeda.
Berani Jadi Diri Sendiri
Yang perlu kita ingat adalah bahwa sukses bukan soal mengikuti standar orang lain. Sukses datang ketika kita berani menjadi diri sendiri, menggali potensi unik yang kita miliki, dan menggunakannya untuk mencapai tujuan hidup kita. "Barisan bebek" memang bisa mengancam, tetapi dengan berani menjadi diri kita yang sebenarnya, kita bisa meraih kesuksesan yang lebih bermakna.
Mulailah sekarang untuk menjadi diri sendiri. Jangan takut untuk berbeda, karena itu adalah langkah pertama untuk meraih kesuksesan yang tidak hanya membawa kebanggaan pribadi, tetapi juga memberi dampak positif pada orang lain. Selamat mencoba.
Jakarta, 13 Desember 2024