Oleh : Adrinal Tanjung
Tiga kata ini saya ambil dari judul buku Gede Prama yang benar benar mencerahkan. Meskipun tak terlalu tebal, buku ini mendamaikan hati saat kita membaca ulasan demi ulasan di buku ini. Di saat hati sedikit gundah, membaca buku ini bisa membuat hati kembali tenang dengan diksi dan narasi yang memikat.
Hidup adalah perjalanan yang penuh warna, penuh emosi, dan penuh perubahan. Dalam perjalanan ini, kita sering kali terhadapkan pada kesedihan. Kesedihan adalah teman yang tidak bisa kita hindari. Ia datang di saat yang tak terduga, saat kita merasa kehilangan atau kecewa. Mungkin saat impian kita tidak terwujud, atau saat seseorang yang kita cintai pergi. Namun, jika kita mau belajar untuk melihat lebih dalam, kesedihan membawa pelajaran yang luar biasa. Ia mengajarkan kita tentang ketahanan hati, tentang bagaimana kita bisa bangkit kembali setelah jatuh, dan tentang pentingnya merasakan setiap perasaan dengan penuh kesadaran.
Kesedihan juga mengingatkan kita bahwa kita manusia, yang tidak terlepas dari kegagalan dan kehilangan. Namun, pada saat yang sama, kesedihan memberi ruang bagi kita untuk menyadari bahwa setiap perasaan yang kita alami adalah bagian dari perjalanan hidup yang indah. Karena, seperti yang dikatakan dalam buku Kesedihan, Kebahagiaan, dan Keheningan karya Gede Prama, "kesedihan akan berlalu." Dan saat ia berlalu, kita akan lebih kuat dan lebih bijaksana dalam menyikapi hidup.
Tak selamanya kesedihan menjadi bagian perjalanan hidup. Kebahagiaan juga sering menyapa. Kebahagiaan datang dalam berbagai bentuk, kadang datang dengan begitu mudah, kadang terasa seperti hadiah setelah perjuangan panjang. Kita merasa bahagia saat mencapai tujuan, saat bersama orang yang kita cintai, atau saat merasakan kedamaian dalam hati. Kebahagiaan memberi kita kekuatan untuk melanjutkan perjalanan, untuk terus berusaha, dan untuk terus memberi yang terbaik.
Namun, kebahagiaan pun tidak permanen. Ia datang dan pergi, seperti ombak yang datang ke pantai, lalu kembali lagi ke laut. Hal ini mengajarkan kita bahwa kebahagiaan bukanlah tujuan akhir, tetapi bagian dari perjalanan itu sendiri. Kita tidak perlu bergantung pada kebahagiaan yang sementara, melainkan belajar untuk merayakan setiap momen kebahagiaan yang hadir, menghargai setiap langkah yang membawa kita menuju pencapaian, dan menikmati setiap detik yang penuh dengan rasa syukur.
Kesedihan yang kemudian berganti kebahagiaan.Puncaknya adalah keheningan. Di tengah kesedihan dan kebahagiaan, ada satu hal yang tak kalah penting: keheningan. Keheningan adalah saat kita berhenti sejenak, memberi ruang untuk diri sendiri, dan membuka hati untuk menerima segala perasaan yang datang. Keheningan bukan berarti keheningan fisik semata, tetapi keheningan batin yang membawa kita pada kedamaian sejati.
Keheningan mengajarkan kita untuk menerima hidup dengan lapang dada. Kesedihan yang datang, kebahagiaan yang hadir, semua itu adalah bagian dari siklus hidup yang tak bisa kita hindari. Keheningan memberi kita kesempatan untuk merenung, untuk melihat segala sesuatu dengan lebih bijaksana. Ia mengingatkan kita bahwa baik kesedihan maupun kebahagiaan adalah sementara, dan bahwa hidup ini lebih dari sekadar pencapaian atau kegagalan.
Keheningan yang penuh kebijaksanaan adalah kunci untuk hidup yang damai. Dalam keheningan, kita menyadari bahwa kehidupan ini bukanlah tentang mengejar kebahagiaan yang instan, atau menghindari kesedihan yang datang. Kehidupan ini adalah tentang menerima setiap proses dengan penuh kesadaran, tentang mengikhlaskan setiap perasaan, dan tentang hidup dalam kedamaian batin yang sejati.
Ketika kita belajar untuk menerima kesedihan, merayakan kebahagiaan, dan hidup dalam keheningan yang penuh kebijaksanaan, kita akan sampai pada puncak kehidupan yang sejati: kebijaksanaan. Kebijaksanaan bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan; ia muncul ketika kita mampu melihat hidup dengan hati yang terbuka, menerima segala keindahan dan tantangan yang ada, dan memahami bahwa setiap momen adalah kesempatan untuk tumbuh.
Kebijaksanaan mengajarkan kita untuk tidak terlalu terikat pada apapun, baik itu kebahagiaan maupun kesedihan. Ia mengingatkan kita bahwa hidup ini bukan tentang memiliki segalanya, tetapi tentang bagaimana kita menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan cinta. Kebijaksanaan membantu kita untuk menemukan kedamaian meskipun dunia di sekitar kita penuh dengan perubahan.
Kesedihan, kebahagiaan, dan keheningan adalah bagian dari perjalanan hidup yang tak terhindarkan. Ketiganya datang silih berganti, dan kita sebagai manusia diberi kesempatan untuk merasakannya, untuk belajar darinya, dan untuk tumbuh bersama mereka. Melalui kesedihan, kita belajar ketahanan. Dalam kebahagiaan, kita menemukan rasa syukur. Dan dalam keheningan, kita menemukan kedamaian yang sejati.
Dengan menerima kesedihan, merayakan kebahagiaan, dan hidup dalam keheningan yang penuh kebijaksanaan, kita akan mampu menghadapi kehidupan ini dengan lebih lapang dada, penuh cinta, dan penuh harapan. Karena pada akhirnya, hidup bukanlah tentang pencapaian yang sementara, melainkan tentang kedamaian batin yang membawa kita menuju kehidupan yang lebih bermakna, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.
Bekasi, 1 Januari 2025