Menyambut Musi Dua Delapan Sembilan

Minggu, 19 Januari 2025 Last Updated 2025-01-19T13:23:01Z


Oleh: Adrinal Tanjung

Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa, Sabtu dan Minggu yang penuh kebebasan akan berganti Senin dengan segala rutinitasnya segera menyapa. Bagi sebagian orang, Senin bisa menjadi hari yang penuh beban, mengawali kembali kesibukan setelah dua hari yang penuh kebahagiaan.

Saya pun tak jarang merasakannya. Namun, setelah hampir dua dekade dalam perjalanan menulis, saya menyadari bahwa kita selalu punya pilihan untuk melihat kehidupan dengan cara yang berbeda, bahkan dalam menghadapi hari pertama kerja.

Sebagai seorang birokrat di instansi pemerintahan, rutinitas saya sering kali dipenuhi dengan jadwal yang padat dan kewajiban yang terus datang. Namun, di sela-sela pekerjaan, saya selalu menemukan ruang untuk berkreasi melalui menulis. Jika tak ada acara keluarga, Sabtu dan Minggu adalah waktu yang saya tunggu-tunggu. Saya bisa menulis tanpa gangguan, membaca buku, atau sekadar menikmati waktu sendiri. Menulis bagi saya bukan hanya sekadar aktivitas, tetapi juga ruang di mana kreativitas saya bebas mengalir tanpa batasan waktu dan tempat.

Hingga kini, saya telah menulis 47 buku. Sebuah perjalanan panjang yang penuh tantangan dan pengorbanan. Menulis bukanlah hal yang mudah, terutama ketika harus mengimbangi kesibukan pekerjaan. Tetapi, melalui setiap buku yang saya tulis, saya belajar banyak tentang ketekunan, komitmen, dan bagaimana menemukan kekuatan untuk terus berkarya meskipun terkadang harus berhadapan dengan berbagai kesulitan.


Peluncuran Buku Musi Dua Delapan Sembilan
Saya akan segera meluncurkan buku terbaru saya yang berjudul Musi Dua Delapan Sembilan, yang menceritakan tentang ikatan persahabatan alumni SMA 2 Padang Angkatan 89. Buku ini bukan sekadar catatan persahabatan lebih 35 tahun, melainkan juga sebuah refleksi dari perjalanan hidup saya dan teman-teman angkatan. Peluncuran buku ini akan dilakukan secara sederhana, namun penuh makna.

Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai rekan dan sahabat dari angkatan kami yang telah memberikan dukungan sepanjang proses penulisan buku ini. Secara khusus, saya ingin mengapresiasi kontribusi luar biasa dari rekan saya, Dr. Ardian Riza, yang juga merupakan alumni SMA 2 Padang Angkatan 89. Beliau telah memberikan bantuan yang sangat berarti dalam proses penulisan buku ini.  Tanpa dukungan beliau, serta dukungan dari sahabat-sahabat lainnya, karya ini mungkin tidak akan selesai dengan baik.

Perjalanan kepenulisan saya selama hampir dua dekade telah melewati banyak rintangan, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesi. Namun, ada satu hal yang selalu menjaga saya untuk terus bertahan: semangat untuk terus berkarya dan dukungan banyak rekan dan sahabat. Setiap buku yang saya tulis adalah bentuk dan keinginan untuk terus berbagi pemikiran dan pengalaman keseharian. Di balik setiap narasi, ada harapan untuk memberikan pencerahan, untuk menyentuh hati pembaca, dan untuk mempererat ikatan-ikatan yang mungkin telah terpisah oleh waktu.


Masa kerja saya di pemerintahan kini tinggal sekitar enam tahun lagi. Namun, meskipun waktu semakin terbatas, hasrat untuk terus berkarya tak pernah padam. Saya ingin tetap memberikan kontribusi terbaik bagi unit kerja saya, sambil terus berkarya dan berbagi lewat tulisan. Cita-cita saya adalah menjalani setiap hari dengan penuh semangat dan kegembiraan, berkreasi tanpa henti, dan terus memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi sesama.

Melalui Musi Dua Delapan Sembilan, saya berharap ikatan persahabatan yang terjalin sejak masa SMA tetap abadi, melintasi waktu dan ruang. Buku ini juga menjadi simbol dari perjalanan panjang saya dalam dunia kepenulisan. Bagi saya, menulis adalah cara untuk merayakan kehidupan, mengenang perjalanan, dan membangun koneksi dengan banyak orang, tidak hanya melalui kata-kata, tetapi juga melalui pengalaman dan perasaan yang ada di baliknya.

Semoga buku ini tidak hanya memberikan pencerahan bagi para pembaca, tetapi juga menjadi pengingat bahwa persahabatan sejati tidak lekang oleh waktu. Dan meskipun perjalanan kita di dunia ini terbatas, kita masih bisa meninggalkan jejak yang bermakna bagi generasi yang akan datang.

Senin yang penuh tantangan adalah kesempatan untuk terus melangkah maju. Rutinitas pekerjaan adalah bagian dari proses, dan menulis adalah cara saya untuk terus berkarya. Di sisa waktu yang ada, saya akan terus berusaha menjalani hari-hari dengan semangat dan kebahagiaan, sambil terus berkarya dan memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi banyak orang.

Semoga saja.

Bekasi, 19 Januari 2025

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Menyambut Musi Dua Delapan Sembilan

Trending Now

Profil

iklan