Oleh : Adrinal Tanjung
Menulis adalah sebuah perjalanan yang penuh tantangan dan kepuasan. Dalam hampir dua dekade pengalaman saya sebagai penulis, saya belajar bahwa setiap buku yang terbit membutuhkan lebih dari sekadar keterampilan menulis. Di balik setiap karya, ada investasi besar—waktu, tenaga, dan tentu saja, biaya. Namun, apa yang lebih penting adalah bagaimana investasi itu berbuah manis, menghidupkan kenangan, dan memberi dampak bagi pembaca.
Salah satu proyek penulisan yang paling berarti bagi saya adalah buku Musi Dua Delapan Sembilan. Buku ini bukan hanya sekadar tulisan, tetapi juga merupakan penghormatan untuk persahabatan, kenangan, dan kebersamaan para alumni SMA 2 Padang Angkatan 89. Terinspirasi oleh reuni akbar yang diadakan pada 7-8 September 2024 di Cibogo, Kabupaten Bogor, Musi Dua Delapan Sembilan menjadi upaya untuk mengabadikan momen-momen tak terlupakan dari 35 tahun perjalanan hidup kami.
Kenangan yang Terabadikan
Reuni ini bukan sekadar acara biasa. Sebagai bagian dari angkatan yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia, reuni ini menjadi simbol kuat dari ikatan yang tetap terjaga meskipun jarak memisahkan. Ketika lebih dari 150 alumni dari berbagai kota, seperti Padang, Pekanbaru, Jambi, Palembang, hingga Jakarta, berkumpul, kenangan-kenangan masa lalu pun kembali hidup. Saya merasa terinspirasi untuk menulis sebuah buku yang tidak hanya menceritakan kisah kami, tetapi juga mengabadikan persahabatan yang telah terbentuk selama lebih dari tiga dekade.
Untuk menulis buku ini, saya mengeluarkan banyak waktu dan dana. Beberapa kali saya bersama tim melakukan diskusi di kafe seusai jam kerja. Berkunjung ke Bandung untuk bertemu editor. Dan juga kunjungan ke Kota Padang bersama asisten untuk bertemu beberapa rekan SMA 2 Padang Angkatan 89.
Saya juga membawa naskah dummy buku ini ke Singapura dan Batam, saat berlibur bersama keluarga, untuk membaca naskah yang sudah tersusun. Selain melakukan revisi dan pengayaan beberapa bagian.
Saya bersyukur dibantu penulis kedua, Ardian Riza rekan yang banyak mendukung dan memperkaya beberapa bagian di buku Musi Dua Delapan Sembilan. Selain beberapa rekan SMA 2 Padang yang ikut berkontribusi dan memperkaya ulasan di bagian mengenang masa lalu.
Setiap perjalanan ini tentu memerlukan biaya—baik untuk transportasi, akomodasi, maupun biaya lainnya. Namun, saya percaya bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan adalah investasi berharga untuk sebuah karya yang akan dikenang.
Dukungan dari Rekan Alumni
Proses penulisan Musi Dua Delapan Sembilan tidak hanya melibatkan saya, tetapi juga dukungan luar biasa dari teman-teman alumni. Beberapa dari mereka turut membantu sebagian biaya penerbitan buku ini. Meskipun dana yang terkumpul masih belum mencukupi untuk menutupi seluruh biaya, rasa kebersamaan dan semangat yang muncul dari para alumni memberikan saya kekuatan untuk terus melangkah.
Buku ini bukan hanya akan mengabadikan kenangan reuni, tetapi juga menjadi simbol dari nilai-nilai persahabatan yang tumbuh selama bertahun-tahun. Melalui buku ini, kami berharap dapat menyebarkan pesan tentang pentingnya menjaga hubungan, berbagi kenangan, dan menghargai setiap perjalanan hidup yang telah kami lalui bersama.
Menulis Sebagai Investasi
Bagi saya, menulis Musi Dua Delapan Sembilan adalah bentuk investasi dalam kenangan dan hubungan. Setiap kata yang ditulis, setiap cerita yang dibagikan, adalah investasi dalam membangun sesuatu yang lebih besar dari sekadar buku—yaitu sebuah karya yang menghubungkan kami semua, bahkan ketika waktu terus berjalan.
Ketika buku ini akhirnya terbit, saya berharap dapat melihatnya memberi dampak bagi pembacanya, tidak hanya bagi alumni SMA 2 Padang, tetapi juga bagi siapa saja yang memiliki kenangan indah dengan teman-teman lama mereka. Melalui Musi Dua Delapan Sembilan, saya berharap para pembaca bisa merasakan kebersamaan yang kami alami, dan juga menyadari bahwa setiap kenangan berharga layak untuk diabadikan.
Sebuah Karya untuk Dikenang
Menulis Musi Dua Delapan Sembilan adalah perjalanan investasi yang tak ternilai harganya. Buku ini bukan hanya tentang reuni atau sekadar kenangan masa lalu, tetapi juga tentang nilai dari sebuah ikatan yang tetap terjaga meskipun jarak dan waktu memisahkan. Ketika buku ini selesai dan terbit, itu akan menjadi simbol dari sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan kerja keras, dedikasi, dan tentunya, kebahagiaan.
Sebagai penulis, saya percaya bahwa buku ini adalah sebuah investasi dalam karya yang akan menghubungkan rekan rekan alumni SMA 2 Padang Angkatan 89. Tentu saja buku ini jauh dari kesempurnaan, namun setiap kenangan yang tertuang di dalamnya akan menjadi warisan yang tak ternilai.
Bekasi, 2 Februari 2025