Oleh : Adrinal Tanjung
Pada malam kelima bulan Ramadhan 1446 H, sebuah pertemuan tak terduga dan penuh makna terjadi di Masjid Salman ITB, Bandung. Saat ceramah Ramadhan saya melihat sosok penceramah yang tidak asing bagi saya sekitar 38 tahun yang lalu.
Arcandra Tahar siswa berprestasi dan aktif di berbagai kegiatan ekstra kurikuler tampil sebagai penceramah. Setelah melaksanakan shalat Tarwih dan Witir, saya bertemu langsung dengan rekan ini, sesama alumni SMA 2 Padang Angkatan 89. Ir. Arcandra Tahar, PhD—seorang tokoh yang telah berkiprah besar dalam dunia energi dan teknologi, dan pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia pada periode 2016-2019.
Pertemuan singkat namun hangat. Setelah bertahun-tahun berlalu sejak kami menamatkan pendidikan di SMA 2 Padang dan memilih karir sesuai takdir masing masing. Arcandra menempuh pendidikan S1 di Fakultas Teknik ITB, saya memilih Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang.
Di malam kelima Ramadhan itu, Arcandra diundang untuk menjadi penceramah di Masjid Salman ITB. Tema yang beliau angkat sangat relevan dengan perkembangan zaman, yakni mengenai Artificial Intelligence (AI). Sebagai seorang pakar yang memiliki latar belakang pendidikan dari ITB dan Master serta PhD dari salah satu universitas terkemuka di Amerika Serikat, Arcandra berbicara tentang bagaimana kecerdasan buatan dapat mengubah berbagai aspek kehidupan kita, baik dalam dunia industri, teknologi, maupun sosial.
Yang lebih menarik lagi, setelah shalat Tarwih dan Witir, Arcandra membuka sesi diskusi dengan para mahasiswa dan jamaah yang hadir. Diskusi tersebut sangat hidup, dengan berbagai pertanyaan yang penuh antusias dari para mahasiswa yang ingin memahami lebih dalam tentang bagaimana mereka bisa mengaitkan pengetahuan teknologi, khususnya AI, dengan tantangan nyata yang dihadapi oleh dunia.
Arcandra menjelaskan bagaimana teknologi dapat membantu memecahkan berbagai masalah di masyarakat, serta bagaimana generasi muda harus siap untuk menghadapi perubahan zaman dengan semangat belajar yang tinggi. Sebagai seorang birokrat, diskusi tersebut memberikan saya wawasan baru tentang pentingnya integrasi antara pengetahuan serta bagaimana kemajuan bisa lebih cepat diraih. Saya pun merasa semakin yakin bahwa kemajuan Indonesia sangat bergantung pada kemampuan generasi muda bangsa untuk belajar sungguh sungguh untuk menjawab tantangan zaman.
Sebagai seorang yang bekerja di pemerintahan, pertemuan ini mengingatkan saya bahwa di tengah rutinitas dan kesibukan, masih ada ruang untuk berbagi ilmu dan pengalaman dan memberikan dampak positif bagi generasi penerus. Saya merasa beruntung bisa bertemu dengan kawan lama yang bukan hanya sukses dalam karirnya, tetapi juga masih memiliki semangat untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan.
Sebagai bagian dari momen tersebut, saya juga sempat mendokumentasikan pertemuan kami, dan berbicara tentang buku Musi Dua Delapan Sembilan yang segera diterbitkan. Saya menyampaikan ulasan sosok Arcandra juga sempat saya ulas dalam buku tersebut. Saya merasa kiprah sahabat SMA 2 Padang ini menginspirasi dan layak dijadikan contoh bagi generasi muda untuk meraih kesuksesan.
Bandung, 6 Maret 2025